Beranda | Artikel
Doa dan Ikhtiar Nabi Zakaria dalam Memperoleh Keturunan
Rabu, 9 Oktober 2024

Saudaraku, doa adalah senjata yang paling ampuh, terutama dalam menghadapi situasi sulit yang tampaknya mustahil untuk diatasi. Salah satu kisah yang sangat inspiratif mengenai kekuatan doa adalah kisah Nabi Zakaria ‘alaihis salam, sebagaimana yang tertuang dalam surah Al-Anbiya’ ayat 89-90.

Kisah ini memberikan kita pelajaran berharga tentang bagaimana usaha dan keteguhan hati seorang hamba dalam berdoa kepada Allah dapat membuka jalan atas perkara yang tampaknya mustahil, yaitu memperoleh keturunan di saat beliau dan istrinya berada dalam usia lanjut dan menghadapi kemandulan.

Doa khusus Nabi Zakaria

Allah Ta’ala menggambarkan bagaimana Nabi Zakaria ‘alaihis salam berdoa dengan penuh keikhlasan dan harap dalam firman-Nya,

وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

Dan (ingatlah kisah) Zakaria, ketika ia berdoa kepada Tuhannya, ‘Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” (QS. Al-Anbiya’: 89)

Perhatikanlah bagaimana Nabi Zakaria ‘alaihis salam menyampaikan doanya dengan hati yang tulus dan penuh harapan, memohon kepada Allah agar tidak meninggalkannya tanpa keturunan. Kata “فرداً” yang berarti “seorang diri” di sini menggambarkan keinginan yang dalam dari Nabi Zakaria ‘alaihis salam untuk memiliki keturunan yang akan melanjutkan perjuangannya dalam menyebarkan agama Allah Ta’ala.

Doa ini menunjukkan keyakinan yang kuat dari Nabi Zakaria ‘alaihis salam bahwa meskipun keadaan fisik dirinya dan istrinya tampak tidak memungkinkan, Allah adalah sebaik-baiknya pemberi keturunan. Hal ini menggambarkan sikap seorang hamba yang memahami bahwa semua perkara ada di tangan Allah Ta’ala, termasuk pemberian keturunan, bahkan di usia tua dan dalam keadaan fisik yang tidak memungkinkan secara medis.

Tiga ikhtiar Nabi Zakaria

Selain doa yang khusyuk, Nabi Zakaria ‘alaihis salam juga melakukan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam mencapai harapannya. Allah Ta’ala berfirman bagaimana doa mulia Sang Nabi dikabulkan, serta bagaimana ikhtiar yang ia lakukan,

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ وَوَهَبْنَا لَهُۥ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُۥ زَوْجَهُۥٓ ۚ إِنَّهُمْ كَانُوا۟ يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا ۖ وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ

“Maka, Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya’: 90)

Berikut adalah tiga usaha yang dapat diambil pelajaran dari kisah beliau:

Pertama: Keyakinan penuh kepada Allah (وَكَانُوا۟ لَنَا خَٰشِعِينَ)

Nabi Zakaria ‘alaihis salam memiliki keyakinan yang kokoh bahwa Allah mampu mengabulkan permohonannya, meskipun secara manusiawi tampak mustahil. Beliau berserah diri sepenuhnya kepada kekuasaan Allah, menyadari bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Inilah yang menjadi dasar dari doa dan usaha Nabi Zakaria, yakni keyakinan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Kedua: Berdoa dengan penuh harap dan kerendahan hati (يَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا)

Nabi Zakaria ‘alaihis salam tidak sekadar berdoa, tetapi beliau melakukannya dengan penuh harap, khusyuk, dan rendah hati. Hal ini digambarkan dalam ayat 90, bahwa Nabi Zakaria ‘alaihis salam dan istrinya adalah orang-orang yang senantiasa mempercepat dalam melakukan kebaikan dan berdoa dengan penuh harap dan cemas kepada Allah. Ini menunjukkan pentingnya sikap khusyuk dalam doa dan pengharapan yang besar kepada rahmat Allah.

Ketiga: Berusaha dalam amal kebaikan (يُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ)

Nabi Zakaria ‘alaihis salam dan istrinya digambarkan sebagai hamba-hamba Allah yang selalu mempercepat dalam berbuat kebaikan. Ini merupakan bentuk ikhtiar mereka untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah melalui amal-amal saleh, yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor diijabahnya doa mereka. Amal kebaikan yang mereka lakukan menjadi bagian dari ikhtiar yang tak terpisahkan dari doa-doa mereka.

Keajaiban di balik keadaan yang sulit

Pada akhirnya, Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria ‘alaihis salam. Allah memberikan kepada beliau seorang anak yang tidak hanya menjadi keturunan yang dinanti-nantikan, tetapi juga seorang nabi, yaitu Nabi Yahya ‘alaihis salam. Hal ini ditegaskan dalam surah Al-Anbiya ayat 90 di atas.

Kisah ini juga menyoroti keadaan fisik Nabi Zakaria ‘alaihis salam yang sudah tua dan istrinya yang mandul. Secara logika manusia, kondisi ini hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mendapatkan keturunan. Namun, Allah menunjukkan bahwa tidak ada yang mustahil bagi-Nya. Allah mengangkat derajat Nabi Zakaria ‘alaihis salam dengan memberikannya seorang anak yang saleh dan mulia, yaitu Nabi Yahya ‘alaihis salam, meskipun kondisi mereka secara medis tampak tidak memungkinkan.

Pelajaran bagi kita

Kisah Nabi Zakaria ‘alaihis salam memberikan banyak pelajaran berharga, terutama mengenai pentingnya doa yang disertai dengan keyakinan penuh kepada kekuasaan Allah. Kita pun, dalam kehidupan sehari-hari, kadang merasa bahwa ada banyak hal yang tidak mungkin kita capai. Namun, melalui kisah ini, Allah mengajarkan kepada kita bahwa doa yang tulus dan ikhtiar yang sungguh-sungguh akan selalu membuahkan hasil, dengan catatan kita memiliki keyakinan bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

Penting pula bagi kita untuk mengingat bahwa doa harus disertai dengan amal saleh dan usaha yang nyata. Nabi Zakaria ‘alaihis salam dan istrinya selalu bersegera dalam melakukan kebaikan, dan ini menjadi bagian dari ikhtiar mereka untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan rahmat-Nya.

Akhirnya, kita dapat mengambil pelajaran bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah. Jika kita menghadapi kesulitan dalam hidup, termasuk dalam hal memperoleh keturunan, jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. Dengan doa, keyakinan, dan ikhtiar yang sungguh-sungguh, insyaAllah kita akan mendapatkan yang terbaik dari-Nya, sebagaimana yang dialami oleh Nabi Zakaria ‘alaihis salam dan istrinya. Wallahu Ta’ala a’lam.

***

Penulis: Fauzan Hidayat


Artikel asli: https://muslim.or.id/98226-doa-dan-ikhtiar-nabi-zakaria-dalam-memperoleh-keturunan.html